Fanfict



                Hari itu sangatlah cerah, Steven dan Nabilah sedang bermain diluar dengan gembiranya. Nabilah baru berumur 8 tahun saat itu, masih polos, lugu, dan tidak tahu apa-apa. Mereka bermain layaknya anak kecil seumuran mereka, tertawa, kejar-kejaran, bahkan sampai ngisengin orang. Mereka berdua memang terkenal nakal dikeluarga mereka, mereka tidak bisa dipisahkan, jika sudah bertemu, mereka berdua bisa lebih kompak dari tim sepakbola manapun.
    Steven, adalah sepupu kandung Nabilah, dan umurnya lebih tua dua tahun dari Nabilah. Ketika liburan semester tiba, Steven selalu berkunjung kerumah Nabilah yang berada di Bandung. Steven tinggal di Pulau Batam, jarak mereka memang cukup jauh dan mereka belum mengenal yang namanya handphone. Jadi Nabilah hanya bisa menunggu kedatangan Steven setiap liburan sekolah tiba.
    Nah, di kedatangan Steven kali ini, Nabilah membawa seorang teman baru.. Shania. Shania sedikit lebih tua umurnya dari mereka berdua. Shania adalah tetangga baru Nabilah dari Surabaya yang baru pindah 6 bulan yang lalu. Entah kenapa, Shania menjadi sangat dekat dengan Nabilah, mungkin karena tetanggaan dan suka main sama-sama, jadi mereka dekat sekali, kayak udah kenal lama aja.
 Steven pun berkenalan dengan Shania
"Halo,namaku Steven,kamu siapa?" Tanya Steven polos sambil menjabat tangan Shania
"Namaku Shania, aku manis, displin, dan suka menari." Kemudian Shania tersenyum manis. Steven kebingungan mau menjawab apa. Shania memang terlihat sangat dewasa, baik dilihat dari wajahnya maupun cara berbicaranya. Padahal umur mereka tidak berbeda jauh.
"Eeeeh, ayo main yuuk, udah lama nih gak main sama Steven." Potong Nabilah sambil menarik Shania dan Steven keluar rumah. Mereka bertiga menjadi sangat dekat hanya dalam hitungan jam. Mereka bermain dan tertawa layaknya sahabat yang sudah kenal lama.
    Hari sudah menjelang sore, matahari akan mengucapkan selamat tinggal kepada dunia. Terlihat sosok 3 anak kecil sedang duduk di bangku taman ditengah-tengah taman kompleks perumahan Nabilah. 3 anak itu adalah Shania, Steven, dan Nabilah. Mereka kelihatan lelah karena sudah bermain seharian tanpa istirahat.
"Stev, kamu kalau udah besar ingin jadi apa?" Tanya Shania tiba-tiba kepada Steven yang sedang duduk lemas karena kelelahan.
"Aku? Mau jadi apa?” Steven balik bertanya.
"Iyaaa, cita-cita kamu apaa? Kalau aku sih ingin jadi Entertainer, apalagi yang berhubungan dengan menari dan menyanyi, karena aku suka dua-duanya." Shania menjawab sekaligus memberitahukan angan-angannya.Matanya bersinar-sinar sambil tersenyum melihat ke atas,seakan dia tahu itu akan tercapai dan pasti terjadi.
"Waaah, aku juga pengen begitu, kayak Shania! Hehehe.." Nabilah nyerocos sambil tertawa manis dan lucu.
"Yeee siapa juga yang nanya kamu, orang aku nanya ke Steven kok, week." Balas Shania sambil menjulurkan lidahnya kearah Nabilah. Alhasil Nabilah cemberut.
"Eeeem, aku belum tau mau jadi apa,tapi kayaknya aku pengen jadi entertainer juga, soalnya aku suka musik!" Jawab Steven penuh percaya diri.
"Okee, janji ya kita bertiga bakal jadi apa yang kayak kita mau.." Jawab Shania sambil melihat kearah dua temannya itu.
Nabilah dan Steven hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Kemudian mereka bertiga pulang bersamaan kerumah masing-masing.
            3 minggu pun berlalu, Steven sudah akan pulang ke Batam lagi. Shania sangat sedih akan hal ini, dia mengurung dirinya dirumah dan tidak ingin bertemu dengan Nabilah maupun Steven. Nabilah dan Steven menjadi terkejut akan hal ini, mereka merencanakan sesuatu dan ingin mengejutkan Shania. Karena hari sudah terlalu larut, maka mereka berencana untuk melaksanakan rencana mereka besok pagi saja.

***
            Matahari pagi kembali menampakkan kemegahannya, menyinari  bumi  dengan  perkasanya. Oh iya, hari ini  adalah hari  dimana  Steven  harus  segera  pulang  dan hari  dimana  Nabilah  dan  Steven  akan mengerjai  Shania  dengan  rencana mereka. Nabilah mengambil selembar kertas, menuliskan sesuatu,  dan kemudian melemparkannya ke arah jendela kamar Shania yang terbuka.
            Pluk. Kertas tersebut jatuh tepat di atas kasur Shania yang baru saja bangun dari tidurnya. Dengan mata masih mengantuk Shania membaca surat tersebut.
“Ohaiyou Shania... Ini Nabilah, kamu pasti udah bangun tidur’kan?? Keluar doong,aku mau kasih tau kamu sesuatu,ayo cepeet. Aku tunggu didepan rumah kamu ya.”
-Nabilah
Rencana mereka berhasil, akhirnya Shania turun ke depan rumahnya. Shania masih menggunakan Piyama waktu itu, dia terlihat lucu. Shania melihat Nabilah didepan rumahnya sedang tersenyum lebar kearahnya.
“Ada apaan sih?” Tanya Shania jutek.
“Udah gausah banyak tanya, ikut aku aja sini..” Nabilah menjawab seraya menarik tangan Shania dan membawanya lari.
Nabilah membawa lari Shania dengan jarak cukup jauh. Tiba-tiba terlihatlah Steven diujung jalan sambil tersenyum menanti kedatangan Nabilah dan Shania. Kemudian Steven mulai berlari kearah Nabilah dan Shania. Naas, mereka bertiga tidak memperhatikan jalan, dan ketika berlari menyeberangi jalan, ada sebuah mobil sedan yang sedang melintas tapi tidak terlalu cepat. Mobil sedan itu terlambat mengerem, mereka bertiga pun tertabrak.
***
            Steven sudah beranjak remaja, dia pindah ke Jakarta dan sudah duduk di bangku SMA dan bersekolah di sebuah sekolah sekolah swasta di daerah Bekasi sekarang. Steven, tidak ingat apa-apa lagi setelah tragedi itu terjadi, dia hanya mengingat Nabilah, dia mungkin terkena amnesia ringan setelah tabrakan. Sedangkan Nabilah? Oh, Nabilah tidak apa-apa sejak kejadian itu, dia masih bisa mengingat jelas semua kejadian itu, bahkan hal-hal kecil dari masa lalunya. Nabilah sekarang sudah duduk di bangku SMP dan ikut pindah ke Bekasi juga bersama Steven. Mereka tinggal dirumah paman mereka yang jarang ada dirumah, paman mereka adalah seorang pengusaha sukses yang sangat sibuk dan jarang dirumah, jadi paman mereka sangat senang kalau ada saudara yang datang apalagi bisa menginap dirumahnya, katanya biar rumahnya tidak sepi dan kalau dia pulang ada yang menyambut.
            Shania? Yah.. sejak kejadian itu,mereka menjadi terpisah oleh jarak dan tidak dapat berkomunikasi satu sama lain lagi, apalagi bermain bersama. Shania langsung dipindahkan lagi ke Surabaya saat itu. Nabilah jadi merasa kesepian, dan tidak punya teman bermain lagi. Menurut kabar burung, Shania katanya terkena amnesia yang cukup parah. Hilang ingatan.Tidak ingat apapun,dan siapapun.
“Steev, Steev, bentar lagi’kan valentine nih, kamu mau kasih aku coklat gak?” Tanya dan pinta Nabilah manja sambil berlari kepada Steven yang sedang duduk santai di perkarangan rumah pamannya.
“Gak.” Jawab Steven cuek.
“Iiiih, yaudah gapapa, entar aku juga pasti dapet banyak coklat kok dari temen-temen cowok disekolahku, aku juga gak mau coklat dari kamu.Jahat ah kamu Stev.” Nabilah sukses ngambek.
“Eeeeh,jangan marah doong,aku’kan cuma bercanda,entar aku kasih deh.”
“Janji?” Balas Nabilah tidak percaya.
“Iyaaa, tapi aku minta satu hal!” Steven kemudian berdiri dan memegang pundak Nabilah.
“Ih, kayak jin yang di iklan itu aja.” Jawab Nabilah.
“Yeee, itu’kan dia yang ngasih,kalau ini kamu yang ngasih.” Jawabku sambil mencubit pipinya.
“Aduh! Yaudaah,apaan?”
“Kamu temenin aku cari coklat!” Jawab Steven sambil tersenyum lebar.
“Emang kamu punya cewek?” Jawab Nabilah curiga.
“Ehh.. emmm.. nggak punya sih.. itu buat...” Jawab Steven dengan nada pelan.
“Nah! Terus coklatnya buat siapa? Aku?” Nabilah menebak dengan percaya diri.
“Bukan.”
“Jadi?”
“Temenku ada yang nitip coklat tadi, nah dia ini tinggal di Batam, tapi dia ada orang yang dia suka disini, katanya temenan dan deket lewat dunia maya lah. Aku dimintain tolong buat beliin coklat dan nganterin coklat itu kerumah si cewek, rumahnya katanya gajauh-jauh dari sini kok.” Jawab Steven panjang lebar.
“Terus, kita mau beli coklatnya kapan? Ceweknya gimana orangnya? Mungkin aku kenal.” Nabilah penasaran.
“Coklat sih aku rencananya mau beli malem ini asal kamu mau temenin, ceweknya? Nih...” Jawab Steven sambil memberikan handphone yang ada foto si cewek yang Steven maksud.
“Hah?Ini’kan.....”Raut wajah Nabilah berubah.
“Siapa?Kenal ya?Wah syukurlah kalau gitu,aku gausah takut-takut lagi ngasihnya, ‘kan ada kamu.”
“Bukan Stev,dia itu...” Nabilah belum selesai berbicara, tiba-tiba ada telepon masuk dari handphonenya Steven, ternyata dari promotor yang mendukung kinerja musik band Steven. Steven langsung buru-buru mengangkat panggilan tersebut.
****

            Hari H pun tiba, Nabilah belum bisa mengatakan yang sebenarnya bahwa cewek yang dimaksud oleh Steven itu Shania! Steven mungkin lupa dengan wajah Shania karena amnesia itu. Mungkin dia hanya ingat sekilas tentang  Shania tetapi lupa wajahnya. Sudahlah, Nabilah sedang galau sekarang, pikirannya kacau.
            Langit Bekasi sedang diguyur hujan dihari yang indah seperti ini, Steven harus masih mengantarkan titipan coklat dari temannya. Steven menyetir mobil sampai kerumah Shania,Steven masih belum tahu bahwa itu adalah Shania. Nabilah disuruh untuk mengetuk pintu, dengan tangan bergetar, Nabilah mengetuk pintu.
Tok...Tok...Tok...
Pintu pun terbuka. Sesosok gadis manis dan cantik muncul dihadapan Nabilah.
Shania, dia yang membuka pintu tersebut.
“Ya, ada apa?” Tanya Shania.
“Eeem....”Nabilah sudah keluar keringat dingin, jantungnya berdegup cepat, lidahnya tak mampu berkata-kata.
“Malam... Ini, ada titipan coklat dari seorang teman dari Batam, diterima ya... Happy Valentine’s Day.” Steven langsung memberikan coklat itu, kemudian pamit sambil tersenyum lebar dan kemudian pulang.
Nabilah yang masih kaget dengan kejadian tadi masih tidak percaya, dia akan bertemu Shania secepat itu dan tidak cepat-cepat memberi tahu Steven bahwa itu Shania. Yah...Mungkin nanti, disaat yang tepat, Nabilah akan memberitahukan hal tersebut dan akan mempersatukan persahabatan mereka lagi. Ya, Nabilah sudah memikirkan hal itu, dan dalam batin Nabilah terus berkata :

Walaupun kau telah melupakanku,aku tak akan melupakanmu.Dimanapun,kapanpun,engkau akan selalu kuingat.Menjadi mutiara bagi hidupku,warnai hari-hariku,kau isi hidupku,dengan canda dan tawamu.Kamu,yang dengan terpaksa harus melupakanku,aku tahu di dalam lubuk hatimu kau tak ingin lupakan persahabatan kita.Kita,yang telah ukir sejarah dalam kehidupan masing-masing.Ada kamu,dia,dan aku.Kita Sahabat.Akan kubuat engkau kembali mengingatku.Aku berjanji,dan aku percaya.


 Bersambung....

 Karya :  @stefanusLimes 


 Regards : Admin 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2012 Family48 BATAMTemplate by :Urangkurai.Powered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.